Judul
Buku : Perahu Kertas
Penulis
: Dee Lestari
Penerbit
: PT. Gramedia Pustka Utama
Tahun
Terbit :2010
Jumlah
Halaman : 444
Cerita
berawal di Juni 1999 Amsterdam, Belanda, dimana Keenan telah menghabiskan
hidupnya selama 6 tahun dan kini diharuskan pulang kembali ke tanah air dan
meninggalkan kegiatan melukis yang selama ini ditekuninya demi janjinya kepada
sang ayah.
Sejak
kecil Kugy memiliki kebiasaan menghanyutkan perahu kertas ke laut, berisi
tentang curhatannya kepada Neptunus. Kebisaan ini muncul karena Karel kakakknya
memberitahukan bahwa zodiak Kugy adalah Aquarius. Dan Kugypun menghayal bahwa
dirinya adalah agen mata-mata Neptunus yang sengaja diletakkan di Bumi untuk
mengamati dunia atas dan melaporkannya. Sejak saat itu, Kugy selalu
menghayutkan perahu kertas ke laut, atau ke sungai terdekat dengan tempat
tinggalnya. Sebelum berangkat, Kugy kembali menghanyutkan perahu kertasnya
sebagai pemberitahuan kepada Neptunus bahwa dirinya akan pindah ke Bandung.
Keenan
yang diterima di universitas di Bandung, juga mempersiapkan keberangkatannya,
dan yang akan menjemputnya di stasiun adalah sepupunya sendiri, Eko yang sudah
10 tahun tak bertemu. Keenan menyadari betul bahwa mungkin saja Eko dan dirinya
sendiri saling tidak ingat satu sama lain, namun mamanya telah mengantisipasi
dengan menyuruh Eko membawa tulisan nama Keenan ketika sampai di stasiun. Dari
sini pula mulai diketahui bahwa papanya Keenan sama sekali keberatan dengan
hobi melukisnya, terlihat dari ekspresi papanya ketika hendak mengantarkan
Keenan ke stasiun.
Kugy
yang sedang tidur siang terpaksa harus bangun karena Noni dan pacarnya, Eko
mengajaknya ke stasiun untuk menjemput sepupunya Eko yang datang dari Jakarta.
Kugy menolak karena ia sama sekali tidak mengenal sepupunya Eko dan merasa tak
ada keterkaitan dengan dirinya, sedangkan Noni kan pacarnya Eko, tentu harus
ikut menjemput. Dengan polosnya Noni mengemukakan alasan bahwa Fuad (nama mobil
Eko) selalu terancam mogok dan untuk itulah tenaga Kugy dibutuhkan. Lalu Kugy
yang ogah-ogahanpun terpaksa ikut, dan memilih untuk tetap memakai kostum
tidurnya barusan, celana batik kusam pendek dan kaus “Lake Toba” kegedean yang
menurut Noni pantas dijadikan kain lap, dan bahkan rambutnyapun sama sekali tak
disisir. Jadilah Kugy seperti gadis gelandangan. Eko menertawakan
penampilannya, namun yang ditertawakan malah bangga. Itulah satu dari sekian
ratus keanehan Kugy.
Sesampainya
di statiun barulah Eko ingat bahwa tulisan nama sepupunya tertinggal. Jadilah
Kugy terpaksa menyabotase loket pengumuman guna menyebutkan nama Keenan.
Ternyata Keenan adalah cowok yang barusan menegurnya tadi, cowok yang menurut
Kugy paling cakep yang pernah dilihatnya. Di stasiun itu, pertemuan pertama
mereka.
Ebook
disini: