Senin, 01 Juli 2019

Download Buku Sedang Tuhan pun Cemburu Karya Emha Ainun Nadjib Pdf

Post oleh : Info Tulisan | Rilis : 10.12 | Series :
 
Judul Buku: Sedang Tuhan pun Cemburu
Penulis : Emha Ainun Nadjib
Penerbit : Bentang
Tahun Terbit : 2015
Jumlah Halaman : 456
Review Buku:
Sebuah buku kumpulan esai bergaya satir yang dikemas secara apik namun eksentrik. Esai-esai berisi kritik sosial ini membuat pembacanya merenungkan lagi pertanyaan-pertanyaan atas hidup dan atas status mereka sendiri sebagai makhluk dengan strata tertinggi. Emha menyentil para pembaca secara halus lewat opininya mengenai kisah-kisah kehidupan yang lumrah terjadi saat ini.

Kelihatannya, manusia sekarang sudah terlalu nyaman hidup dalam ketidakwajaran akan budaya dan tatanan sosial yang mereka bentuk sendiri, walaupun pada kenyataannya garis antara terlalu nyaman dan terbiasa sudah cukup mengabur. Salah satu contoh yang dijabarkan dalam buku ini adalah kisah suami-suami yang mengantar-jemput istri mereka ke tempat prostitusi demi menyokong ekonomi keluarga. Namun, ditengah-tengah dunia yang penuh ketidakwajaran ini, ada juga golongan-golongan yang sadar akan kejanggalan tersebut dan berusaha memberontak namun tidak dapat melakukan apapun. Mereka adalah golongan pemuda musisi jalanan yang bertengger di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta. Maka, mungkin saja bersikap legowo terhadap situasi masyarakat dan menikmati sisa-sisa kenikmatan yang disodorkan hidup ini tanpa banyak mengeluh seperti yang dijalani orang-orang tua seniman keroncong di tempat yang sama dengan para musisi jalanan tersebut beroperasi, lebih baik daripada mengeluh dan memaki hidup tanpa bisa melakukan apapun.

Emha melihat negeri kita ini sudah terbiasa dengan berbagai macam penderitaan hingga penderitaan itu sendiri dijadikan bahan lelucon dalam pagelaran wayang, atau acara komedi di stasiun televisi. Sedangkan di negeri lain, mereka menganggap menjadikan penderitaan menjadi sebuah lawakan adalah sesuatu hal yang jahat. Kelihatannya, hanya orang Indonesia yang bisa mengangkat kepedihan hidup mereka menjadi suatu bentuk humor. Namun, memang dalam pandangan Emha orang Indonesia itu lucu-lucu.

Esai-esai ini ditulis Emha pada tahun 1980-1994 dan sudah pernah diterbitkan pada tahun 1994. Maka dari itu, esai-esai ini memuat banyak konteks peristiwa yang terjadi pada rentang tahun tersebut yang perlu kita ketahui lebih dulu. Pada tahun 2015, kumpulan esai ini diterbitkan kembali setelah dikemas ulang oleh editor Toto Rahardjo. Meskipun esai-esai ini bisa dikatakan sudah cukup tua, konten-kontennya masih relevan jika dikaitkan pada zaman sekarang.

 
Ebook klik disini: 

google+

linkedin